Selasa, 27 Januari 2009

Mafia Berkeley: Komprador Asing dan Pengkhianat Negara

Mafia Berkeley dianggap sebagai ’otak’ atas segala carut-marut ekonomi di Indonesia. Terjualnya sebagian besar aset strategis bangsa ini, semakin membengkaknya nilai hutang negara dan yang lain adalah keberhasilan ’agenda’ mereka. Negarapun ’tergadai’ oleh kapitalis asing. Negara ini pun ’dihisap’ habis kekayaannya. Ujungnya, rakyat semakin hari semakin sengsara. Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya Mafia Berkeley itu? Siapa saja yang termasuk didalamnya? Bagaimana operasional mereka sebagai ’komprador’ asing yang setia menjual aset-aset negara? Bagaimana pola rekruitmen mereka? Dan yang terpenting, kenapa mereka hingga saat ini ’tidak tersentuh’? Untuk menjawab itu semua, redaksi kami (gus uwik) mewawancara khusus Mas Kusfiardi (Mantan Koordinator Koalisi Anti Utang KAU)). Berikut petikan wawancaranya:
Sebenarnya, apa Mafia Berkeley itu Pak ?
Mafia Berkeley adalah Organisasi Tanpa Bentuk (OTB)namun memiliki sistem regenerasi yang mapan. Generasi awalnya adalah Prof Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Emil Salim, Soebroto, Moh. Sadli, J.B. Soemarlin, Adrianus Mooy, dan masih sangat banyak lagi. Yang sekarang dominan adalah Sri Mulyani, Moh. Ikhsan, Chatib Basri, dan masih banyak lagi. Mereka tersebar pada seluruh departemen dan menduduki jabatan eselon I dan II, sampai kepala biro.
Ciri kelompok itu ialah masuk ke dalam kabinet tanpa peduli siapa presidennya. Mereka mendesakkan diri dengan bantuan kekuatan agresor. Kalau kita ingat, sejak akhir era Orde Lama, Emil Salim sudah anggota penting dari KOTOE dan Widjojo Nitisastro sudah sekretaris Perdana Menteri Djuanda. Widjojo akhirnya menjabat sebagai ketua Bappenas dan bermarkas di sana.
Setelah itu, presiden berganti beberapa kali. Yang “kecolongan” tidak masuk ke dalam kabinet adalah ketika Gus Dur menjadi presiden. Namun, begitu mereka mengetahui, mereka tidak terima. Mereka mendesak supaya Gus Dur membentuk Dewan Ekonomi Nasional. Seperti kita ketahui, ketuanya adalah Emil Salim dan sekretarisnya Sri Mulyani. Mereka berhasil mempengaruhi atau “memaksa” Gus Dur bahwa mereka diperbolehkan hadir dalam setiap rapat koordinasi bidang ekuin. Tidak puas lagi, mereka berhasil membentuk Tim Asistensi pada Menko Ekuin yang terdiri atas dua orang saja, yaitu Widjojo Nitisastro dan Sri Mulyani. Dipaksakan bahwa mereka harus ikut mendampingi Menko Ekuin dan menteri keuangan dalam perundingan Paris Club pada 12 April 2000, walaupun mereka sama sekali di luar struktur dan sama sekali tidak dibutuhkan. Mereka membentuk opini publik bahwa ekonomi akan porak-poranda di bawah kendali tim ekonomi yang ada. Padahal, kinerja tim ekonomi di tahun 2000 tidak jelek kalau kita pelajari statistiknya sekarang.
Yang mengejutkan adalah Presiden Megawati yang mengangkat Boediono sebagai menteri keuangan dan Dorodjatun sebagai Menko Perekonomian. Aliran pikir dan sikap Laksamana Sukardi sangat jelas sama dengan Berkeley Mafia.
Presiden SBY sudah mengetahui semuanya dan tetap saja memasukkan tokoh-tokoh Berkeley Mafia seperti Budiono, Sri Mulyani, Purnomo Yusgiantoro, dan Mari Pangestu, kedalam kabinet pemerintahannya.
Kenapa disebut sebagai ‘Mafia’? Apakah dia merupakan kelompok yang ‘membahayakan’?
Sebutan Mafia bagi Mafia Berkeley selain karena mereka adalah sekelompok ekonom yang dirancang untuk mendukung hegemoni Amerika Serikat (AS) dan merusak ekonomi Indonesia juga mendapatkan dukungan penuh dari lembaga keuangan internasional seperti IMF dan WB untuk selalu mendapatkan kekuasaan di Pemerintahan Indonesia di bidang ekonomi.
Kelompok ini sangat berbahaya, karena Mafia Berkeley memang dirancang secara sistematis untuk mengontrol ekonomi Indonesia. Kebijakan ekonomi yang diambil berisi empat strategi utama, yakni kebijakan anggaran yang ketat dan penghapusan subsidi, meliberalisasi keuangan, meliberalisasi industri dan perdangangan, dan melakukan privatisasi. Kebijakan yang mereka jalankan tersebut merupakan hasil rumusan dari IMF, Bank Dunia, dan USAID.
Bagaimana awal masuknya mafia berkeley di Indonesia?
Kelompok mafia tersebut, telah dipersiapkan secara sistematis oleh kekuatan luar Indonesia selama sepuluh tahun sebelum berkuasa (1956-1966) sebagai bagian dari strategi perang dingin menghadapi kekuatan progresif dan revolusioner di kawasan Asia.
Kelompok yang dikenal dengan Mafia Berkeley ini kebanyakan dari generasi pertamanya lulusan Program Khusus di Universitas Berkeley, California. Universitas Berkeley sendiri merupakan salah satu universitas terkemuka di Amerika dan para mahasiswanya terkenal progresif dan mayoritas anti perang Vietnam.
Tetapi program untuk Mafia Berkeley dirancang khusus untuk orang Indonesia yang dipersiapkan untuk dikemudian hari menjadi bagian dari hegemoni global Amerika. Disebut Mafia, mengambil idea dari organisasi kejahatan terorganisir di Amerika, karena mereka secara sistematis dan terorganisir menjadi alat dari hegemoni dan kepentingan global di Indonesia.
Atas dasar kepentingan apa mereka ‘ditanam’ di Indonesia?
Selain sebagai bagian dari agen hegemoni global Amerika, Mafia Berkeley, sekaligus berfungsi sebagai alat untuk memonitor agar kebijakan ekonomi Indonesia untuk sejalan dan searah dengan kebijakan umum ekonomi yang digariskan oleh Washington. Garis kebijakannya adalah Washington Konsensus yang terdiri dari, kebijakan anggaran yang ketat dan penghapusan subsidi, liberalisasi keuangan, liberalisasi industri dan perdagangan, dan privatisasi.
Bagaimana posisi Mafia Berkeley dalam pemerintah? Apakah sangat strategis sehingga mempengaruhi kebijakan ekonomi pemerintah?
Dalam pemerintahan, Mafia Berkeley selalu menargetkan untuk menguasai jabatan dibidang ekonomi dan sumber daya. Jabatan tersebut bisa sebagai Menteri, Staf Ahli, maupun posisi lainnya yang langsung berhubungan dalam perumusan kebijakan ekonomi politik. Posisi tersebut sangat strategis.
Menteri Keuangan misalnya. Selain sebagai penentu dalam kebijakan keuangan negara, sekaligus juga sebagai bendahara negara. Artinya tidak satu peserpun uang negara bisa keluar tanpa persetujuan Menteri Keuangan.
Bagaimana kebijakan-kebijakannya saat ini terhadap pembangunan ekonomi Indonesia? Apakah ‘menyejahterakan’ rakyat atau sebaliknya?
Selama 40 tahun lebih berkuasa, kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh Mafia Berkeley dalam pemerintahan tidak pernah memberikan perubahan bagi kesejahteraan rakyat. Namun hingga saat ini, Mafia Berkeley masih bercokol di sektor-sektor vital, seperti di Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Departemen Energi Sumber Daya dan Mineral, Bank Indonesia, dan departemen lain yang berkaitan dengan sektor ekonomi strategis lainnya.
Kebijakan yang mereka ambil memang tidak pernah mempertimbangkan aspek kesejahteraan rakyat Indonesia. Mereka lebih memprioritaskan untuk melaksanakan perintah dari IMF dan Bank Dunia.
Berbagai kebijakan ekonomi yang dikeluarkan, justru menghambat bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Bisa disebutkan contoh-contoh kebijakannya?
Utang luar negeri, liberalisasi perdagangan dan keuangan, pencabutan berbagai macam subsidi (termasuk subsidi BBM) dan privatisasi yang menyerahkan aset milik negara pada pihak swasta maupun pemerintah asing.
Apakah Mafia Berkeley berdiri sendiri atau ada dukungan dari pihak luar (asing)?
Mafia Berkeley mendapat dukungan penuh dari pemerintahan negara maju, khususnya Amerika Serikat dan lembaga dan asosiasi ekonomi internasional. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan memberikan citra positif bahkan penghargaan skala internasional terhadap Mafia Berkeley, walaupun mereka belum menunjukkan hasil kerja seperti yang digambarkan dalam penghargaan tersebut. Misalnya waktu mereka memberikan penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik kepada Sri Mulyani. Kita kan tau, saat itu dia baru saja menjabat sebagai Menkeu, belum melakukan kerja yang berarti tapi sudah dapat penghargaan internasional.
Bagaimana hubungan mereka selama ini dengan ‘tuannya’?
Mereka akan selalu memberikan kemudahan bagi pergerakan modal asing untuk menguasai perekonomian Indonesia. Termasuk memastikan Indonesia tetap membayar utang-utang lama dan meneruskan pembuatan utang baru. Dengan ketergantungan utang ini maka Mafia Berkeley bisa tetap berkuasa karena memungkinkan pihak asing untuk mengontrol perekonomian nasional melalu agen mereka yaitu MAFIA BERKELEY.
Bagaimana Mafia Berkeley mempertahankan eksistensinya?
Mereka sudah memposisikan diri sebagai budak kapitalisme dan agen asing. Mereka akan melayani seluruh kemauan asing yang berkaitan dengan invasi ekonomi untuk memiskinkan Indonesia.
Layaknya sebuah organisasi, maka mereka pun akan melakukan ‘kaderisasi’. Bagaimana pola kaderisasi dan pendanaannya?
Kaderisasi dalam mafia berkeley, telah dipersiapkan secara sistematis oleh kekuatan luar Indonesia. Program kaderisasi yang terpenting didalam Mafia Berkeley adalah melalui pendidikan untuk orang Indonesia yang dipersiapkan untuk dikemudian hari menjadi alat dari hegemoni dan kepentingan global di Indonesia.
12. Mafia Berkeley terbukti telah ‘menyengsarakan’ bangsa ini? Apa yang menyebabkan mereka hingga saat ini masih bisa eksis?
Karena mereka mampu melayani dengan baik para majikannya dan rakyat tidak menaruh perhatian serius pada sepak terjang Mafia Berkeley. Belum ada aksi protes dalam bentuk massif yang menggugat kejahatan mereka selama ini. Padahal, kekisruhan politik akibat kenaikan BBM yang sekarang terjadi, aktor utamanya adalah Mafia Berkeley.
Bagaimana melawannya hingga mereka semua ‘terusir’ dari negeri tercinta kita?
Untuk membersihkan Mafia Berkeley di pemerintahan kita harus memiliki agenda yang terstruktur dan berjalan simultan. Hal penting yang harus kita lakukan adalah bagaimana memperkuat opini publik bahwa penyebab kesengsaraan rakyat hari ini adalah Mafia Berkeley. Jika rakyat ingin keluar dari kesengaraan ini maka Mafia Berkeley harus disingkirkan jauh-jauh dari seluruh aspek kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Mereka layak disingkirkan, karena mereka adalah AGEN ASING dan PENGKHIANAT.